The"Real" Culture Shock. By. Nisa Usman. -. February 19, 2015. 0. 502. When I came to the United States for the first time, I prepared myself with a lot of cultural differences that I thought I would face. I knew I would have to use a different language, I knew the things that kids do for fun are going to be different, I knew the weather
Jakarta - Menjadi mahasiswa asing di negeri orang tentu merupakan pengalaman yang menantang. Mereka harus menyesuaikan diri mulai dari makanan hingga makanan yang tidak detikers yang mengalami cultural shock jangan khawatir, hal tersebut merupakan hal yang wajar. Menyesuaikan diri di lingkungan baru memang membutuhkan adalah tips mengatasi cultural shock saat belajar di luar negeri. Penjelasan berikut dikutip dari laman US News Global Education1. Beradaptasi Membutuhkan WaktuMengalami cultural shock dan merindukan rumah merupakan hal yang normal. Semua mahasiswa asing akan mengalami masa penyesuaian selama beberapa minggu hingga bulan pertama dengan diri sendiri dan pahami bahwa hal tersebut merupakan sebuah Berfokus Pada Hal PositifKalian mungkin akan fokus pada apa yang hilang seperti makanan dan kebiasaan saat di rumah. Cobalah fokus pada hal-hal baik di sekitar kalian. Ingatlah alasan kenapa memulai hal tersebut, seperti alasan untuk belajar di luar menulis jurnal untuk menenangkan Memahami Tujuan AkademisSaat berkuliah di luar negeri yang dilakukan adalah tidak hanya menyesuaikan diri dengan negara baru, melainkan bagaimana menangani sistem akademik yang hal tersebut membutuhkan waktu. Memahami harapan akan mengurangi kecemasan akan pekerjaan berbincang dengan profesor, penasihat, dan teman tentang apa yang diharapkan Menerima Kenyataan Merindukan RumahTerimalah perasaan ketika merindukan kampung halaman. Meskipun penting untuk tetap terhubung dengan orang-orang terkasih, ingatlah untuk merangkul tempat baru dorong diri sendiri untuk memulai percakapan dengan orang-orang seperti membicaran budaya sendiri dan budaya negara tempat Jangan Membandingkan Diri dengan Orang LainCobalah untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain saat menghadapi cultural shock. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam lakukan hal-hal yang membuat kalian sedikit gugup seperti mencicipi makanan asing atau melatih percakapan bahasa Inggris dengan penutur asli, atau bahasa tempat kalian akan bertumbuh ketika berhasil keluar dari zona Mengenal Berbagai Mahasiswa InternasionalBerteman dengan berbagai macam mahasiswa internasional dapat menjadi mudah karena berbagi perspektif. Semakin banyak kebudayaan, akan membantu kalian untuk menyesuaikan diri dengan kebudayaan Mencari Cara Untuk Melepas StresBeradaptasi dengan cultural shock yang ada di negeri asing dapat membuat kalian menjadi stres. Untuk melepaskan stres kalian dapat melakukan berolahraga yang dapat membakar energi gugup. Selain itu lakukan meditasi dan yoga yang dapat membuat hobi baru atau bergabung dengan klub mahasiswa di kampus terutama yang mendorong untuk bersosialisasi dan bertemu dengan orang baru, dapat membantu mengatasi cultural Tetap Berpikiran TerbukaBelajarlah untuk melihat sesuatu dari perspektif lain. Jika kalian menemukan dosen atau mahasiswa yang bertindak berbeda dari apa yang diharapkan, pertimbangkan bagaimana latar belakang, dan budaya mereka mempengaruhi perilaku itu tadi adalah cara untuk mengatasi cultural shock saat menjadi mahasiswa asing. Tetap semangat belajar di luar negerinya ya detikers! Simak Video "Putri Alya Rohali Bagikan Tips Lolos Kampus Luar Negeri " [GambasVideo 20detik] atj/nwy
Wardah Rafika Mustaqimah (2021) ADAPTASI DIRI DAN CULTURE SHOCK MAHASISWA POSTGRADUATE INDONESIA DI NEGARA EROPA DAN AMERIKA (Suatu Kajian Komunikasi Antarbudaya) = SELF-ADAPTATION AND CULTURE SHOCK OF INDONESIAN POSTGRADUATE STUDENTS IN EUROPEAN AND AMERICAN COUNTRIES (A STUDY OF INTERCULTURAL COMMUNICATION. Thesis-S2 thesis, Universitas Hasanuddin.
Study abroad Info Negara Tujuan Saat kuliah di negara-negara barat baca Inggris, Amerika, Kanada, Irlandia, Swedia, Belanda dan Selandia Baru, kamu pasti menemukan hal-hal yang tidak biasa. Beberapa diantaranya yang mengagetkan adalah 1. Ukuran baju kamu tiba-tiba menyusut Kalau biasanya di Indonesia kamu pakai ukuran M, L atau bahkan XL, di negara barat ukuran kamu turun drastis menjadi S atau bahkan XS! Banyak juga yang akhirnya memilih ke ukuran anak-anak 2. Toilet kering tanpa air Di Indonesia, setelah buang air kecil dan besar, sudah menjadi kebiasaan yang mengakar kita membersihkan diri dengan air. Namun di negara-negara barat, mereka membersihkan diri dengan tisu toilet. Jadi, kamu harus berusaha membiasakan diri dengan kebiasaan ini selama kuliah di luar negeri 3. Konsep cantik/tampan bukan lagi putih tapi gelapâ Kalau di Indonesia, kamu dibilang sama teman eh kamu kok tambah hitam sihâ, pasti kamu tersinggung. Pujian yang sering diharapkan dari teman atau pasangan adalah kamu tambah putih yaâ. Tapi kalau kamu berada di negara-negara barat, terutama yang iklimnya dingin sekali, seperti Inggris, Irlandia, Swedia dan Kanada, berkulit sawo matang merupakan hal yang sangat eksotis. Dan kulit warna ini telah menjadi konsep kencantikan di negara barat. Jadi, kalau kamu belanja produk kecantikan, jangan kaget kamu tidak bisa menemukan produk kosmetik yang mengandung whitening, yang ada malah self tanningâ. Karena hal ini pula, jangan memberikan pujian kepada mahasiswa dari negara barat kalau kulit mereka terlihat putih, karena mereka tidak suka terlihat putih pucat. You look so whiteâ menjadi komentar haram. 4. Berat badan bukan hal pertama yang patut dikomentari Sudah menjadi hal yang lazim kalau bertemu teman setelah lama tidak jumpa atau melihat foto terbaru mereka di situs jejaring sosial, kita memberikan komentar tentang berat badan. Contohnya seperti ih tambah gemukanâ, kamu kok kurusan sihâ. Di negara barat, komentar ini dianggap sangat tidak sopan. Pada umumnya, pertanyaan yang bersifat personal/pribadi, menjadi what-not-to-do list kamu ketika kuliah di negara-negara barat, contoh lainnya adalah Are you married?â Do you have children/husband/wife/girlfriend/boyfriend?â How old are you?â Whatâs your religion?â 5. Kurs mata uang membuat kamu kaget beberapa bulan pertama Biasanya di rumah, dengan uang 20rb kamu bisa makan semangkok bakso, jangan berharap dengan uang yang sama kamu bisa makan sepiring nasi di negara barat. Apalagi dengan mata uang Rupiah yang sedang bertarung saat ini ÂŁ1= Rp. âŹ1= Rp. US$1= CAN$1= Rp. AUS$1= Rp. NZ$1= Rp. Harga bubble tea/kopi di kota London antara ÂŁ2-ÂŁ3, sekitar Rp. 60rb an, harga sewa satu kamar seperti kos, antara ÂŁ400-800 Rp. 8-18 jt an. Hal-hal seperti ini harus diantisipasi sebelum kamu berangkat kuliah di negara barat, karena bisa membantu beradaptasi dengan cepat di tempat baru. 6. Sinar matahari tiba-tiba menjadi barang yang sangat berharga Di negara 4 musim, musim panas menjadi musim yang paling dinantikan. Di Indonesia, sepanjang tahun kita bisa melihat matahari. Di negara-negara Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat, matahari sering tertutup mendung sepanjang minggu bahkan ada yang berbulan-bulan. Musim salju/dingin, matahari terbit antara jam 8-9 pagi, dan terbenam sekitar jam 3-4 sore waktu malam lebih lama. Ketika kamu berada di Indonesia, hal ini terdengar bagus, karena banyak dari kita tidak suka panas terik matahari. Namun, iklim yang seperti ini tidak bagus untuk mereka yang berkulit gelap. Kulit gelap hitam dan sawo matang memerlukan lebih banyak sinar matahari karena membutuhkan lebih banyak pigmen. Kalau kekurangan sinar matahari dan pro vitamin D, salah satu efek sampingnya adalah moody/depresi ketika musim dingin tiba. Untuk itu, mahasiswa Indonesia yang berada di negara-negara tersebut dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen vitamin D3 dan segera berjemur ketika matahari sedang muncul, meskipun kurang dari 1 jam/sehari. 7. Tidak semua orang tersenyum dan perlu basa-basi untuk menunjukkan keramahan Bagi kita, tersenyum dan memulai pembicaraan dengan orang asing bukanlah hal yang aneh. Ketika kamu berada di salah satu negara barat tersebut, ada baiknya kamu mengenal orang tersebut dahulu. Ada negara-negara yang mendapatkan reputasi tidak humoris, seperti negara-negara Skandinavia Denmark,Norwegia, Swedia, dan Finlandia. 8. Bahasa Inggris yang kamu pelajari di Indonesia ternyata tidak ada apa-apanya Bahasa Inggris menjadi bahasa ketiga untuk mayoritas pelajar Indonesia, karena kita punya bahasa local Bahasa Bali, Batak, Jawa, Banjar, Papua, dll dan bahasa Indonesia. Untuk itu, banyak di antara mereka mengambil kursus selain yang diberikan di sekolah. Tidak jarang kita bergantung pada buku atau apa yang diberikan guru kita guru yang bukan penutur asli. Dan hal ini berdampak pada bahasa Inggris yang sangat formal. Ketika tiba di negara-negara berbahasa Inggris, ternyata banyak sekali istilah/ungkapan yang tidak pernah kita pelajari di Indonesia, contohnya How are you?â menjadi How you doing?â I have finishedâ menjadi I am doneâ atau I am all setâ I love you so muchâ menjadi I love you to bitsâ Dan masih banyak sekali istilah-istilah yang jarang kita dengar sewaktu kita belajar di Indonesia. Belum lagi aksen yang kadang tidak kita pahami. Di Inggris, aksen yang sering kali susah dipahami adalah aksen Skotlandia, Wales dan Irlandia. Baca juga Apa itu Culture Shock dan bagaimana cara mengatasinya?
CultureShock Pelajar di Amerika 1. Interaksi Informal di Antara Kelompok Usia yang Berbeda Di Amerika, anak-anak, remaja dan orang dewasa menyebut satu 2. Jadwal Kelas yang Tidak Biasa Kebudayaan lain yang berbeda di Amerika adalah durasi kelas hanya 3 sampai 4 jam setiap 3. Kesenjangan Besar
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Halo semuanya perkenalkan nama saya Yahdini Hanifa Mustaqima mahasiswi dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti angkatan 2021 jurusan hospitality and tourism management, saya merupakan salah satu penerima beasiswa KIP Kuliah di STP Trisakti. Kali ini saya membuat artikel yang berjudul "Culture Shock ketika Orang Indonesia tinggal di Amerika".Proses beradaptasi seseorang tentu nya berbeda-beda. Ada yang berhasil melaluinya, ada yang cepat beradaptasinya, dan ada pula yang lambat keluar dari fase tersebut yang memengaruhi kehidupan setiap orang. Menurut para ahli yaitu Oberg, culture shock atau dikenal dengan gegar budaya merupakan sebuah penyakit yang diderita karena hidup di luar lingkungan budayanya, dan proses untuk menyesuaikan diri di lingkungan barunya. Culture shock tidak hanya reaksi negative seseorang tetapi hal tersebut dapat dijadikan proses pembelajaran untuk memahami atau menerima budaya yang baru. Culture shock memang sering dikategorikan sebagai sebuah kecemasan yang terjadi karena kesalahpahaman dalam mengartikan tanda dan simbol dalam interaksi sosial. Seperti halnya jika pribumi berwisata atau bahkan menetap di Amerika akan mengalami adanya culture shock. Berikut perbedaan budaya Indonesia dan Amerika pertama, dilihat dari makanan, orang Indonesia lebih suka makanan pokoknya nasi sedangkan Amerika lebih suka makanan seperti kentang roti sebagai makanan pokoknya. Kedua, orang Indonesia tidak sedikitnya masyarakat lalai terhadap waktu sedangkan orang Amerika dispilin terhadap waktu. Ketiga, etika bergaul orang Indonesia lebih mengedapanka adab dan moral sedangkan Amerika gaya hidupnya bebas. Walaupun beberapa negara sudah mengikuti pembentukan budaya di Amerika, tetapi akan ada saatnya seseorang mengalami kecemasan terhadap lingkungan bahkan budaya yang baru. Untuk mengatasi culture shock ini kita bisa pelajari apa yang sudah menjadi kebiasaan dari lingkungan tersebut, beradaptasi dengan membutuhkan waktu yang cukup, selalu berpikiran positive, dan tidak membanding orang lain dengan diri sendiri Lihat Lyfe Selengkapnya
SouthAmerica is a continent entirely in the Western Hemisphere and mostly in the Southern Hemisphere, with a relatively small portion in the Northern Hemisphere.It can also be described as the southern subregion of a single continent called America.. South America is bordered on the west by the Pacific Ocean and on the north and east by the Atlantic Ocean; North America and the Caribbean Sea
ï»żMany international students studying abroad in the USA have several preconceived notions about American culture. After visiting the country, many International students revealed the cultural shocks they received in America. Here is a list of the 10 biggest cultural shocks in America that most of the international students came across. Table of contents Informal Interaction Among the Different Age Groups Convenient Schedule for University Classes Huge Gaps Between Every Class Food, Food, and More Food! Small Talks are Very Common Unlimited Internet for Everyone Everywhere Other International Languages are Very Common Students Work Part-Time to Pay their Tuition Unique Metric System Friendly and Social People Informal Interaction Among the Different Age Groups It is surprising to note that the kids, youth, and adults refer to each other with their first names. This is a very uncommon sight to witness. The sense of friendliness and informal interaction is too high in the USA. Many international students might find it surprising and take time to adjust to this tradition. Students rarely wish good morning to their professors or even refer to them as âsirâ. Also Read Study in USA Guide for Indian Students Convenient Schedule for University Classes Wrike Another cultural shock in America is that Classes in the US Are only between 3 to 4 hours every day. Usually, they are conducted in the afternoon or the evening. This means that the students get enough time to sleep late, wake up around noon, and have time for different chores. What are the 10 Things You Should Never Do in USA? Huge Gaps Between Every Class Besides having convenience in the schedule of classes, students also enjoy long hours of break. In many traditional institutions, this gap only lasted for 10 to 15 minutes. But here in the USA, there could be only one or two classes in a day with long gaps between each. This surprises many Asian students since itâs contrary to their own tradition. Food, Food, and More Food! Source Giphy The next culture shock in America is the immense availability of food. The USA is known for huge meals and food. Students can find a variety of food on the campuses including vegetarian and non-vegetarian food. Pork is as common as chicken and beef and is available everywhere. There is no limit to refilling the bowls and students can eat a lot from the variety of choices available. Small Talks are Very Common Surprisingly, people engage themselves in very short talks with each other. Even strangers can talk to you while passing on the road. Instead of saying hi, people can ask you about yourself too. This is the form of conversation and occurs daily. International students might find it unusual but can adapt to this culture. 9 Common Mistakes To Avoid While Applying For Study Abroad Unlimited Internet for Everyone Everywhere Source Giphy While some nations struggle to find internet signals, the USA is fully equipped with high-speed internet in every location. Students have the feasibility to connect with unlimited Internet anywhere, especially on campus. They can stream high-resolution educational videos, movies, sports events, and similar other visuals. Other International Languages are Very Common Among the many culture shocks in America, multiple languages are quotes common there. Many international students would move to the USA believing that the only language prevalent is English. However, thatâs not the case. The citizens commonly speak languages such as Spanish, French, German, Chinese, and others. So if you are comfortable in any of the above-mentioned languages, you might get surprises. How to Manage Money While Studying Abroad? Students Work Part-Time to Pay their Tuition It is a very common phenomenon in the USA for students to take up jobs and pay the fees with their earned salary. This is not something very common in other nations where parents are fully responsible to pay the fee. This might come as a culture shock in America for international students and can also be surprising that students even move out of their parents home and live in separate accommodation. Also Read Value of Part-Time Jobs While Studying Abroad Unique Metric System Many international students are accustomed to the kilograms, metres, litres, degrees Celsius as the unit of weight, length, volume, temperature, and so on. But they might be shocked to see a different metric system in the USA. Here pounds, feet, and Fahrenheit are usually used as units for measurements. This system is quite confusing and difficult to comprehend at the beginning by many international students. Friendly and Social People The people in the USA are known to be open-minded, helpful and friendly with strangers who are approachable for help. It is very easy for girls and guys to mix up and build friendly relations. The culture of gender-friendliness might be a cultural shock in America. Some international students might also find it difficult to adjust to such an environment. The USA is one of the most loved nations to seek higher studies due to its quality and culture. Many international students might find various culture shocks in America depending on the background they come from. However, the friendliness and social conduct of Americans make it easy to adjust to their environment. If you are planning to study in the USA and need assistance, reach out to the experts at Leverage Edu who will provide career guidance and ease the education loan process for international students. Helloteman2 Jangan lupa di subscribe Dan like- Culture Shock atau gegar budaya adalah pengalaman hidup dengan perubahan drastis yang dialami seseorang ketika berpindah ke tempat baru, khususnya lintas negara. Perubahan-perubahan yang dialami dapat berupa perubahan bahasa, pola hidup, cara berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, hingga harus memahami budaya di Negara tersebut. Respon masing-masing orang yang baru saja berpindah ke negara baru pun beragam, termasuk lama waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi, contoh saja di negara Amerika. Dilansir dalam kanal Youtube Puri Viera dengan judul Tinggal di Amerika Culture Shock, Berikut beberapa gegar budaya yang dialami Puri Viera saat pertama tinggal di Amerika 1. Menanyakan Kabar Orang Asing Orang Amerika terbiasa menyapa orang yang mereka temui di manapun, termasuk orang asing. Sapaan ini tidak sekedar halo atau hai, tetapi juga menanyakan kabar kepada orang asing. Hal yang berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia saling menanyakan kabar hanya dilakukan jika orang tersebut sudah saling mengenal satu sama lain. Sedangkan di Amerika, hal ini lumrah dilakukan di manapun dan siapapun. Termasuk di tempat umum seperti restoran dan tempat perbelanjaan. Tetapi, perihal menanyakan kabar macam ini hanya sekedar basa-basi. Mereka tidak benar-benar ingin mengetahui kabar orang yang mereka tanyakan. Jadi ketika ada orang yang menanyakan kabar semacam itu di Amerika, cukup dijawab dengan oh ya, iâm good. How are you? Oh ya aku baik, kamu gimana? 2. Perayaan Ulang Tahun Jika perayaan ulang tahun di Indonesia biasanya orang yang sedang berulang tahunlah yang ditodong umentraktir teman-temannya. Bahkan tidak jarang orang yang berulang tahun tersebut dikerjain habis-habisan dahulu oleh teman-temannya. Di Amerika justru orang yang berulang tahun dimanjakan oleh teman-temannya. Selain diberi kado, orang yang berulang tahunlah yang ditraktir makan. 3. Tip Ada kebiasaan yang seakan menjadi keharusan di Amerika ketika makan di restoran, yaitu memberikan tip atau uang tambahan kepada pelayan restorannya. Bahkan jumlah tip yang diberikan ini bisa lebih besar dari pajak makanan yang dibeli. Umumnya jika pajaknya sebesar sepuluh persen, tipnya lima belas persen. 4. Pajak
Oleh Andreina Di Geronimo âSemua orang Amerika dangkal, terobsesi dengan senjata, dan produk. Saya tidak sabar untuk pulang. "Ini adalah pernyataan umum yang dibuat oleh mahasiswa internasional selama semester pertama belajar di AS. Ini adalah contoh culture shock. Culture shock terjadi pada hampir semua orang yang mengunjungi negara asing untuk pertama kalinya. waktu. Lingkungan dan budaya baru dapat membuat orang merasa disorientasi dan bingung. Biasanya, siswa yang datang ke AS rindu kampung halaman dan dapat menimbulkan semacam kejutan. Hambatan bahasa, bahasa gaul, obrolan ringan, makanan yang berbeda, sikap, dan adat istiadat dapat menghasilkan guncangan semacam ini yang datang dengan gejala seperti rindu rumah, kesepian, kecemasan, dan kebutuhan untuk pulang. Perasaan ini hampir tak terhindarkan, dan kita semua akan merasakannya pada suatu saat. Pertanyaan sebenarnya adalah Bagaimana siswa mengatasi keterkejutan ini? Banyak tip yang dapat membantu memastikan bahwa fase ini tidak berlangsung terlalu lama. Tip 1 Bersikaplah berpikiran terbuka. Cobalah untuk melihat perbedaan budaya sebagai bagian dari jalur pembelajaran dan pengalaman baru. Cobalah untuk memahami budaya dan alasan mengapa orang bertindak dengan cara tertentu. Berhenti membandingkan budaya Anda dengan budaya mereka dan berpikirlah di luar kotak. Tanyakan kepada penghuni kisah di balik setiap kebiasaan dan perilaku yang aneh. Anda akan memahami, dan bahkan mengadopsi beberapa hal yang Anda tidak suka pada awalnya ke budaya Anda sendiri. Tip 2 Bersikaplah positif. Saya tahu lebih mudah mengatakannya daripada melakukannya, tetapi daripada melihat sisi buruknya, mulailah melihat sisi baiknya. Jika seorang wanita memulai percakapan di supermarket, jangan panik. Itu adalah bagian dari budaya dan memanfaatkannya. Praktikkan bahasa baru sebagai gantinya. Coba tanyakan padanya tentang negaranya. Lihatlah sisi baiknya dari situasi dan Anda akan beradaptasi lebih cepat dari yang diharapkan. Tip 3 Jangan merasa malu. Beri tahu orang-orang bahwa Anda baru di negara itu. Biasanya, mereka terbuka untuk berbicara dengan Anda dan mengajari Anda satu atau dua hal. Jika Anda merasa kewalahan karena itu adalah bahasa atau budaya lain, luangkan waktu sebentar untuk bersantai. Jangan berusaha mencapai kesempurnaan saat mempelajari bahasa lain, dan jangan merasa malu saat melakukan kesalahan. Kesalahan lebih normal dari yang Anda pikirkan. Bahkan penduduk asli membuat kesalahan saat mereka berbicara. Mereka akan mencoba memahami apa yang Anda katakan alih-alih mengolok-olok Anda atau berpikir bahwa Anda bodoh. Pindah ke negara lain itu sulit dan menantang. Jika Anda melakukannya, Anda harus bangga pada diri sendiri. Anda mengambil risiko untuk tumbuh. Tip 4 Jangan tinggal di rumah. Biasanya, siswa yang pergi ke negara lain menghabiskan terlalu banyak waktu di kamar mereka untuk belajar atau mereka hanya mencoba bersembunyi di gua-gua kecil mereka. Mereka secara tidak sadar bersembunyi dari masyarakat karena negara baru dan budaya baru terlalu berbeda dan mereka takut tidak cocok. Coba lakukan yang sebaliknya. Keluarlah setiap kali Anda bisa, berjalan-jalan untuk mengenal kota, makan di luar, menonton film, atau bersantai di taman. Tidak masalah jika Anda sendirian. Tidak ada yang akan menilai Anda. Begitulah cara Anda berteman dan mengenal orang. Penting juga untuk dihubungi. Ada banyak organisasi kemahasiswaan, klub, dan kelompok sosial untuk siswa yang menghadapi situasi yang sama dan memiliki perasaan yang sama. Jadilah bagian dari klub atau kelompok yang diminati, dan akan lebih mudah untuk menemukan teman dengan selera yang sama. Tip 5 Gunakan sumber daya sekolah. Jika Anda berjuang dengan kejutan budaya, bicarakan dengan konselor akademik, kantor siswa internasional, kantor penerimaan, atau teman baru. Mereka semua akan memahami, mendukung, dan memberikan tip luar biasa yang akan Anda hargai. Berbicara dengan seseorang selalu bermanfaat untuk menguras emosi dan perasaan didengarkan. Agar berhasil, siswa internasional perlu merasa nyaman di rumah baru mereka. Mengikuti tip-tip ini akan membantu Anda mengatasi guncangan budaya. Setiap negara berbeda dan sulit beradaptasi dengan pengalaman baru. Sangat membantu untuk mengetahui bahwa Anda tidak sendiri dan pengalaman ini benar-benar akan membantu Anda di masa depan. Situasi baru terjadi setiap hari. Terbuka terhadap budaya baru akan membantu Anda tumbuh. Andreina Di Geronimo dari Venezuela sedang mempelajari pra-kursus untuk program ilmu kesehatan diHillsborough Community College di Tampa, Florida. Hal favoritnya untuk dilakukan di Tampa adalah menjalankan Riverwalk atau di sepanjang Bayshore dan pergi ke pantai. Ikuti kami Anda akan dipadankan dengan program-program yang paling tepat bagi Anda Beri tahu kami apa yang Anda cari sehingga kami dapat menemukan sekolah terbaik untuk Anda. Artikel Penting Lihat Sekolah-sekolah Ini Santa Barbara City College $5,000â$10,000 Tahun Musim Panas Master/Doktoral S2/S3 Perguruan Tinggi Komunitas/2 tahun - Program 2+2 Cerita Terkait Mulaiiah Petualangan Anda di Bersama Study in the USA Apa impian Anda? Kami dapat membimbing, memberi saran, dan menghubungkan Anda dengan sekolah paling tepat di Kami juga dapat membantu proses aplikasi Anda. Layanan MitraPelajari Tentang pembiayaan pendidikan AS, perumahan, dan banyak lagi ARGO Kami akan membantu proses permohonan visa Anda. MULAI SEKARANG! Kaplan International Languages Kaplan International Languages adalah salah satu penyedia pendidikan terbesar dan paling beragam di dunia. Selama lebih dari 80 tahun, kami telah membantu siswa mencapai hasil kemampuan bahasa yang luar biasa. Kami menyediakan program bahasa Inggris,... Testimoni Quotation mark. Study in the USA provided tons of helpful information about American education and the ways to make my dream into reality. Study in the USA helped me in many ways. Some include helped me to know there are a lot of different opportunities in the USA, how to explore colleges and find a perfect one for myself, how to calculate fees... Yeabsira Tessema Ethiopia I would like to study English so that I can communicate with more people in the world. Informasi Pelajari budaya dan pendidikan Amerika secara langsung dari para pakar kami di Study in the USA. Baca Lebih Lanjute7jQPPT.